Kutipopini.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menekankan pentingnya peran kepala sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam menciptakan manajemen pendidikan yang tanggap terhadap pesatnya arus digitalisasi dalam dunia pendidikan.
Pelatihan Sekolah Idaman bagi Kepala PAUD se-Kota Bontang, yang digelar 28–31 Oktober 2025 di Hotel Grand Mutiara Bontang, diikuti sebanyak 105 kepala sekolah PAUD mengikuti pelatihan yang menghadirkan narasumber dari Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Pelayanan Publik (Pusjar SKPP) LAN RI Samarinda.
Pelatihan ini dirancang bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan sebagai upaya membentuk pola pikir baru dalam tata kelola pendidikan usia dini lebih adaptif, inovatif, dan berorientasi pada perubahan.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Guru dan Tenaga Kependidikan Disdikbud Bontang, Ishak, menegaskan bahwa kepala sekolah PAUD memiliki peran penting sebagai motor penggerak transformasi pendidikan.
“Di era digital, kepala sekolah PAUD harus mampu menjadi manajer yang adaptif dan kreatif. Mereka tidak hanya mengatur administrasi, tetapi juga memimpin perubahan agar sekolah lebih relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pelatihan ini disusun dalam empat tahap berkelanjutan: mulai dari perencanaan transformasi, implementasi di sekolah, diseminasi bersama mitra seperti ORMIT PAUD, Bunda PAUD, dan IGTKI, hingga evaluasi penerapan hasil pelatihan.
“Setelah pelatihan ini, peserta diwajibkan menerapkan hasil pembelajaran di satuan pendidikan masing-masing. Kami akan melakukan monitoring hingga tahun depan untuk memastikan penerapan manajemen sekolah yang efektif dan adaptif,” tambah Ishak.
Sementara itu, Veronika Hanna Naibaho, narasumber dari LAN Samarinda, menekankan bahwa pelatihan ini mendorong kepala sekolah untuk memahami dinamika pendidikan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai dasar pembelajaran anak usia dini.
“Sekolah idaman bukan hanya tentang fasilitas, tapi tentang bagaimana kepala sekolah mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan relevan dengan perkembangan digital,” terangnya.
Menurutnya, keseimbangan antara inovasi dan karakter menjadi kunci. Kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk berpikir strategis, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai yang membangun manusia seutuhnya.
“Enam bulan setelah pelatihan, kami akan menilai dampak riilnya di lapangan. Tujuannya agar setiap kepala sekolah benar-benar menjadi agen perubahan di satuan PAUD masing-masing,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, Disdikbud Bontang berharap lahir para pemimpin pendidikan yang bukan hanya cakap teknologi, tetapi juga bijak dalam menggunakannya demi menciptakan sekolah idaman yang tumbuh bersama zaman, tanpa kehilangan ruh kemanusiaannya. (ADV)








