Kutipopini.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang, Abdu Safa Muha, menegaskan dunia pendidikan harus bebas dari kekerasan. Guru diimbau meninggalkan pola didik lama dan beralih ke metode pembelajaran yang lebih humanis serta berpusat pada peserta didik, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka.
Hal tersebut disampaikan Abdu menyusul masih maraknya kasus kekerasan terhadap murid yang viral di media sosial belakangan ini. Ia menilai pendekatan lama yang menekankan disiplin melalui hukuman fisik sudah tidak relevan dengan semangat pendidikan modern yang berorientasi pada pembelajaran humanis dan berpusat pada peserta didik.
“Sekarang bukan zamannya lagi mendidik anak dengan kekerasan. Hakikat utama dari pembelajaran mendalam adalah memuliakan peserta didik,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).
Ia juga menjelaskan, dalam konsep deep learning, guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, melainkan berperan sebagai fasilitator dan pendamping yang mendorong siswa berpikir kritis dan mandiri.
“Kalau dulu guru menjadi sumber informasi tunggal, sekarang posisinya 50-50. Guru hanya memancing agar siswa berpikir kritis, inovatif, dan kreatif,” terangnya.
Bila ada siswa yang berperilaku kurang baik, guru sebaiknya tidak memberikan hukuman fisik. Sebaliknya, guru dapat menulis catatan kecil atau laporan tertulis untuk disampaikan kepada orang tua agar keluarga ikut terlibat membimbing anak di rumah.
“Guru bisa menuliskan catatan kepada orang tua. Dengan begitu, orang tua tahu apa yang perlu diperbaiki dan bisa mendampingi anak dengan cara yang lebih bijak,” ucapnya.
Menurutnya, bahwa langkah tersebut lebih efektif dalam menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab anak dibandingkan teguran keras. Pendidikan, kata dia, seharusnya menanamkan nilai adab, ilmu, dan kasih sayang, bukan rasa takut.
“Melalui pembelajaran mendalam, anak-anak dididik dengan adab, ilmu, dan pengetahuan. Tidak ada lagi ruang untuk kekerasan di sekolah,” tegasnya.
Disdikbud Bontang juga mendorong seluruh satuan pendidikan untuk memperkuat komunikasi antara guru dan orang tua, demi menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendidik.
“Kalau semua pihak memahami esensi Kurikulum Merdeka, maka pendidikan di Bontang akan melahirkan generasi yang beradab, cerdas, dan berkarakter,” pungkasnya. (ADV)





