Kutipopini.com – Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, meninjau langsung kondisi saluran irigasi yang nyaris kering di Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kamis (15/5/2025). Aksi turun lapangan ini dilakukan usai menghadiri forum diskusi peningkatan infrastruktur desa yang digelar di balai desa setempat.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa aliran air pada saluran irigasi primer mengalami penyumbatan parah akibat tumpukan sedimen. Beberapa titik bahkan mengalami stagnasi total, menyebabkan lahan pertanian mulai mengering. Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu musim tanam yang telah tiba dan berpotensi menurunkan hasil panen petani.
“Irigasi bukan hanya soal infrastruktur, ini urat nadi kehidupan petani,” tegas Mahyunadi di hadapan warga dan perangkat desa yang mendampinginya.
Menurutnya, krisis irigasi seperti ini tidak boleh terus berulang setiap tahun. Ia meminta pemerintah desa, camat, dan warga untuk terlibat aktif dalam upaya pemeliharaan saluran air secara berkala, tanpa harus menunggu kondisi semakin parah.
“Jangan tunggu parah dulu baru bertindak. Masalah seperti ini harus dicegah, bukan ditunggu-tunggu,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, ia juga mengecek kondisi bendungan utama yang menjadi titik awal distribusi air ke lahan pertanian warga. Ia menyampaikan bahwa Pemkab Kutim akan mengalokasikan satu unit ekskavator mini ke Desa Bumi Rapak pada tahun anggaran 2026. Alat berat tersebut akan difungsikan untuk pengerukan saluran irigasi secara berkala dan akan dikelola langsung oleh desa.
“Target kami adalah tiga kali panen dalam setahun. Ini demi meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal,” ungkapnya.
Langkah cepat ini disambut positif oleh warga dan para petani. Sementara itu, Sudirman, Ketua Kelompok Tani Suka Tani Bumi Rapak, menyatakan harapannya agar rencana tersebut benar-benar terealisasi.
“Kami tidak bisa lagi menunggu normalisasi setiap musim tanam. Irigasi harus jadi prioritas sepanjang tahun,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ramlah, seorang petani padi, mengaku lega melihat pemimpin daerahnya turun langsung ke lapangan.
“Biasanya kami cuma dengar janji di forum. Tapi ini Pak Wabup sendiri yang datang lihat. Itu sudah memberi harapan besar,” tuturnya.
Program penanganan irigasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkab Kutim dalam memperkuat infrastruktur pertanian di desa-desa. Dengan alat berat yang siaga di lokasi, perawatan saluran air bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan tidak tergantung pada bantuan dari kabupaten atau provinsi.
Kehadiran Mahyunadi dinilai sebagai wujud komitmen pemerintah daerah dalam menjawab keresahan petani, sekaligus langkah awal menuju revitalisasi pertanian yang berkelanjutan di wilayah Kaubun dan sekitarnya.