Kutipopini.com – Menjadi sekolah inklusi sejak setahun lalu, SDN 001 Bontang Utara, kini telah menampung 11 murid Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Kepala SDN 001 Bontang Utara, Yani Astutik mengungkapkan, sekolahnya menerima Surat Keputusan (SK) sebagai sekolah inklusi tahun lalu.
Diketahui, Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang menyatukan anak-anak dengan dan tanpa berkebutuhan khusus (ABK) untuk belajar bersama. Sekolah inklusi bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi anak secara optimal.
“Saat ini terdapat 11 siswa ABK. Namun, dari 11 siswa ABK tersebut bukanlah anak berkebutuhan khusus sejak lahir, melainkan efek dari pandemi Covid-19 pada 2021. Sebab, selama pandemi anak-anak ini menghabiskan waktu di rumah dengan menggunakan gadget sepanjang hari,” terangnya kepada awak media belum lama ini.
Kondisi masing-masing siswa ABK tersebut, berbeda-beda seperti Slow Learner, Autisme dan Disleksia.
Dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang, berbagai fasilitas bagi siswa ABK di sekolah tersebut tersedia. Mulai dari kursi roda hingga buku-buku pembelajaran khusus.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa kini terdapat dua orang guru SDN 001 Bontang Utara sedang menjalani pelatihan di Universitas Gadjah Mada (UGM) guna memperdalam pengetahuan mereka tentang pendidikan inklusi.
“Ada rasa bangga tersendiri sekolah kita ditetapkan sebagai sekolah inklusi. Apalagi dengan dukungan penuh dinas terkait, kami akan terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi siswa ABK maupun siswa didik yang lainnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, guna lebih mengoptimalkan proses perkembangan siswa ABK tersebut, sekolah juga bekerja sama dengan Pusat Layanan Autisme (PLA) dan Austin Center untuk memastikan siswa-siswa ini mendapatkan penanganan yang tepat.
“Pagi hari mereka belajar disekolah, kemudian pada siang hari mereka melanjutkan terapi atau pendidikan khusus di PLA. Kolaborasi ini sangat membantu perkembangan mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Disdikbud Bontang, Saparuddin, menegaskan bahwa Disdikbud Kota Bontang berkomitmen untuk terus mendukung sekolah-sekolah inklusi.
Kemudian, untuk langkah kedepannya Disdikbud berencana menggelar pelatihan khusus guru yang siap menangani siswa ABK.
“Kami memastikan bahwa sekolah tidak hanya mendapat fasilitas, tetapi juga pendampingan dan pelatihan untuk para guru. Sekolah inklusi harus menjadi bagian dari sistem pendidikan di Bontang guna memastikan semua anak, tanpa terkecuali, mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas,” tandasnya. (ADV)