Kutipopini.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menyatakan belum dapat menjalankan Program Sekolah Terbuka dan pendidikan Paket di wilayah pesisir karena jumlah siswa tidak mencukupi.
Plt Kepala Disdikbud Bontang, Saparudin, mengungkapkan bahwa pelaksanaan Sekolah Terbuka memiliki persyaratan minimal satu rombongan belajar (rombel), yakni antara 20 hingga 32 siswa dalam satu lokasi. Namun, jumlah siswa di beberapa wilayah pesisir masih jauh dari angka tersebut.
“Di Selangan hanya ada tiga siswa, Tihi-Tihi tujuh, dan Gusung 11. Sementara Sekolah Terbuka harus berada di satu lokasi saja, sedangkan wilayah pesisir tersebar,” jelas Saparudin, Rabu (28/5/2025).
Kondisi serupa juga dialami Program Paket yang dikelola oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Menurutnya, operasional lembaga menjadi tidak efisien jika hanya melayani satu atau dua siswa, apalagi kini program tersebut mewajibkan pertemuan tatap muka setiap minggu.
Lebih lanjut, Saparudin juga menanggapi usulan pengiriman mahasiswa sebagai pengajar alternatif. Ia menegaskan bahwa pendekatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pendidikan formal karena tidak menghasilkan ijazah setara SMP atau SMA.
“Kalau seperti itu, ya hanya sebatas bimbingan belajar (bimbel), bukan program resmi sekolah terbuka atau paket. Mereka juga tidak berada di bawah naungan lembaga resmi,” sambungnya.
Saat ini, Disdikbud sedang melakukan peninjauan langsung ke wilayah pesisir guna mengidentifikasi penyebab rendahnya angka kelanjutan pendidikan. Dari data yang dihimpun, sekitar 20 lulusan SD tahun ini belum memiliki kepastian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Sebelumnya, DPRD Kota Bontang telah mengusulkan agar Pemerintah Kota membuka program pendidikan alternatif di wilayah pesisir. Pasalnya, meski fasilitas pendidikan lanjutan tersedia secara gratis di kota, sebagian besar anak di wilayah tersebut hanya tamat hingga jenjang SD. (ADV)