Pagelaran Seni SDN 013 Bontang Selatan: Wujud Nyata Profil Pelajar Pancasila

Kutipopini.com – SD Negeri 013 Bontang Selatan menggelar acara puncak Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan meriah melalui sebuah pagelaran seni bertema “Melukis Dunia dengan Karya Kita”, Sabtu, (10/5/2025).

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menampilkan hasil pembelajaran berbasis proyek selama satu tahun ajaran. Tak sekadar pertunjukan seni, pagelaran ini juga menjadi ruang aktualisasi ide, karya, dan aksi nyata para siswa yang dikembangkan bersama guru serta dukungan orang tua.

Menurut Kepala SDN 013 Bontang Selatan, Yuningsih, seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 diberikan kesempatan yang sama untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk.

“Setiap kelas diberikan ruang untuk menampilkan kreativitas mereka masing-masing,” ujarnya.

Berbagai pentas seni seperti tari, drama, dan musik mewarnai panggung utama. Ini menjadi ajang panen raya dari proses panjang pembelajaran yang berfokus pada penguatan karakter dan keterampilan.

Selain penampilan seni, pengunjung juga disambut dengan bazar tematik yang menyajikan olahan makanan dari tanaman obat keluarga (TOGA) hasil budidaya siswa. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara pihak sekolah dan Dinas Pertanian.

Siswa tidak hanya belajar menanam dan merawat tanaman, tetapi juga mempelajari proses pengolahannya menjadi produk makanan dan minuman yang memiliki nilai ekonomi.

“Ini salah satu bentuk nyata pembelajaran kontekstual, di mana mereka belajar dari lingkungan sekitar, dan tahu bahwa keterampilan seperti ini bisa menjadi peluang ekonomi ke depannya,” terangnya.

Tak kalah menarik, hasil kerajinan dari bahan daur ulang juga turut dipamerkan. Limbah rumah tangga yang semula dianggap sampah, disulap menjadi barang bernilai guna dan estetika. Edukasi tentang lingkungan dan keberlanjutan ini telah ditanamkan sejak dini kepada para siswa.

Meski memiliki keterbatasan lahan, SDN 013 Bontang Selatan mampu menghadirkan kegiatan edukatif yang bermakna dan inspiratif. Pagelaran ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk menciptakan pembelajaran yang berdaya guna.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kreatif, peduli, dan mampu bekerja sama,” tandasnya. (ADV)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *