Kutipoini.com – Program pendidikan gratis berasrama bernama Sekolah Rakyat tengah disiapkan pemerintah pusat. Program ini digadang-gadang menjadi harapan baru bagi anak-anak dari keluarga pra sejahtera agar bisa mengakses pendidikan dari SD hingga SMA tanpa biaya.
Namun di Kota Bontang, harapan itu masih berupa penantian.
Hingga akhir Mei ini, belum ada kepastian apakah Bontang akan menjadi salah satu daerah penerima program yang digagas sebagai bagian dari janji kampanye Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparudin, menyebut pihaknya masih menanti arahan resmi dari Kementerian Sosial.
“Belum ada informasi pasti dari pusat. Kami masih menunggu kabar apakah Bontang termasuk dalam daftar atau tidak,” katanya, Jumat (23/5/2025).
Program Sekolah Rakyat memang menjanjikan. Dibiayai penuh oleh APBN, sekolah ini akan hadir di 200 titik di seluruh Indonesia. Pada tahap awal, 53 lokasi telah dipilih dari 41 kabupaten/kota dan satu provinsi. Sementara itu, jumlah pengajuan daerah yang ingin ikut serta mencapai 274 titik—229 dari usulan pemerintah daerah, sisanya dari Kementerian Sosial.
Bagi Bontang, program ini dinilai sangat relevan, khususnya untuk menjawab tantangan pendidikan anak-anak di wilayah pesisir. Selama ini, banyak dari mereka hanya mampu menempuh pendidikan hingga tingkat SD. Bukan karena tidak ada akses, tapi karena orang tua lebih memilih anak-anak mereka membantu pekerjaan rumah atau ikut melaut.
Padahal, pemerintah daerah sudah menyediakan fasilitas seperti asrama dan transportasi perahu gratis. Namun, persoalan utama bukan di logistik—melainkan soal budaya dan pola pikir.
“Orang tua masih berat melepas anak-anak tinggal jauh dari rumah, meski hanya lima hari seminggu,” ujar Saparudin.
Itulah sebabnya, menurutnya, jika nanti Bontang masuk sebagai penerima program Sekolah Rakyat, lokasi sekolah berasrama sebaiknya dipilih dengan bijak.
“Bukan di wilayah pesisir atau di atas air, tapi di daratan seperti Bontang Lestari. Harapannya, orang tua lebih yakin dan nyaman,” tambahnya.
Kini, Bontang tinggal menunggu—akankah harapan itu datang, atau kembali jadi rencana tanpa kabar. (ADV)