Kutipopini.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kristian Hasmadi soroti rendahnya serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2024.
Nilai anggaran yang begitu besar, ia merasa pesimis akan terserap maksimal hingga akhir Desember. Terlebih, persentase serapannya baru menyampai sekitar 30 persen.
“APBD Perubahan Kutim ini kan sebesar Rp14,8 Triliun. Nah waktunya tinggal beberapa minggu lagi sampai akhir tahun. Apalagi serapannya saat ini masih sekitar 30persen. Saya perkirakan serapan anggaran hanya akan mencapai 50 persen di akhir tahun,” ujar Kristian kepada sejumlah awak media belum lama ini.
Dengan tenggang waktu yang tersisa, ia menjelaskan bahwa meskipun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melakukan percepatan pekerjaan, ia meragukan efektivitasnya.
“Jika proyek fisik dikerjakan secara terburu-buru, kualitasnya bisa jadi tidak maksimal,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa rendahnya serapan yang terjadi diakibatkan beberapa faktor. Seperti pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang dilakukan di berbagai SKPD, bahkan kesalahan penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan bidangnya. Untuk itulah, pentingnya pemerintah melakukan evaluasi kembali, agar optimalisasi kinerja kerja para pegawai lebih maksimal.
“Salah satu yang menjadi kendala yang dihadapi SKPD dalam penyerapan anggaran ini, karena banyak pegawai yang ditempatkan tidak sesuai dengan jurusannya. Misalnya, guru ditempatkan di bagian administrasi atau bahkan didinas kesehatan. Hal ini tentu saja mempengaruhi kinerja mereka,” terangnya.
Sebab, jika penempatan pegawai tidak sesuai pada bidangnya maka akan sangat berpengaruh pada hasil kerja. Hal ini harus diperhatikan dalam menempatkan SDM yang akan melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
“Tujuannya untuk mendukung operasional pegawai yang lebih efektif dan efisien,” tandasnya. (ADV)