Respons Cepat Wabup Kutim: Musala Al-Aqsa Akan Diperbaiki, Ustazah Dapat Insentif

Kutipopini.com – Sebuah musala kecil di pinggir jalan poros Kaliorang tak pernah menyangka akan menjadi pusat perhatian pemimpin daerah. Kamis (15/5/2025), Musala Al-Aqsa yang biasa sepi dari sorotan publik, tiba-tiba kedatangan tamu tak terduga: Wakil Bupati Kutai Timur (Wabup Kutim), Mahyunadi.

Dalam perjalanan pulangnya dari kunjungan ke Air Terjun Tangga Bidadari, Mahyunadi menghentikan iring-iringan kendaraannya begitu mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dari musala tersebut. Tanpa protokol, ia turun dari mobil dinas dan langsung berjalan mendekat.

Musala Al-Aqsa bukan bangunan megah. Atapnya seng, dindingnya kayu seadanya, dan fasilitasnya nyaris tak layak. Namun dari tempat itulah, puluhan anak kecil bersarung dan berjilbab duduk rapi mengeja Al-Qur’an. Mereka belajar dengan bimbingan tiga ustazah sukarela yang tak pernah menerima bayaran.

“Teruslah hidupkan musala ini. InsyaAllah, kami akan ajukan anggaran perbaikannya agar anak-anak bisa belajar mengaji dengan nyaman,” ujar Mahyunadi, usai duduk bersama para santri dan ustazah.

Namun langkah Mahyunadi tidak berhenti di ucapan. Ia langsung memerintahkan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, Roma Malau, yang mendampinginya, untuk mendata para pengajar. Ketiganya akan menerima insentif bulanan sebesar Rp1,5 juta per orang dari skema program pemberdayaan tenaga kerja keagamaan.

Tak hanya itu, mereka juga akan didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, seperti yang telah diberlakukan di Kecamatan Kaubun, untuk menjamin perlindungan sosial dasar bagi para tenaga pengajar nonformal.

“Semangat anak-anak ini luar biasa. Kalau kita jaga, mereka akan tumbuh menjadi generasi berkarakter kuat dan religius,” kata Mahyunadi di lokasi, disambut warga sekitar yang terharu.

Langkah ini disambut antusias oleh warga Kaliorang. Nurhayati, salah satu ustazah yang mengajar di Musala Al-Aqsa, mengaku terkejut sekaligus bahagia.

“Kami tak pernah mengundang siapa-siapa. Pak Wabup datang sendiri, dan langsung membantu. Ini berkah luar biasa,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Respons cepat Mahyunadi menjadi bukti bahwa perhatian pemerintah bisa hadir bahkan di tempat-tempat sederhana, tanpa menunggu laporan, proposal, atau acara seremonial. Bagi warga sekitar, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kepedulian tak selalu lahir dari panggung, tapi dari hati.

Pos terkait